tanggapan pak Prof. Anang Zaini Gani
atas tulisan "Ketika si Miskin Membiayai Orang Kaya"
Saya sangat terharu membaca cerita yang mana beberapa kalimat yang menyentuh hati:……orang miskin membiayai orang kaya,….apakah engkau temukan ditempat belanjamu orang saling berebut untuk membahagiakan sesamanya seperi ini? * ,… * tapi dapat kurasakan mengaliri hatimu dengan sejuta haru dan makna.
Saya pernah juga bertani, dan disini saya rasakan betapa berat risiko sebagai petani. Risiko biaya, cuaca, hama, pupuk, air, menghadapi tengkulat/pembeli yang mau untung banyak, preman dan produk yang tak bisa terjual / busuk. Mungkin bisa dibayangkan berapa persen uang yang diperoleh petani dalam suatu psoses sampai konsumen. Yaitu tidak lebih dari 15%. Sedikit sekali. Sisanya banyak dihisap oleh biaya2 indirect, yang paling besar adalah keuntungan tengkulak/ pedagang.
Makanya tak heran bila ada cerita menyedihkan bahwa ada petani sangat marah dan mau membunuh tengkulak/pedagang karena hasil pertaniannya dihargainya sangat rendah. Sedangkan tengkulak makin besar untungnya. Makanya jangan heran banyak cerita petani tak bisa bertahan untuk bertani dan tanah dijual…. Cerita ujung2nya oleh investor meraih untung besar karena dijual kaveling2 dengan harga yang tinggi.
Sekitar tahun 1995, saya tertarik pertanian jamur tiram, karena jamur merupakan alternative makanan yang sehat. Kondisi pada saat itu tentang jamur tiram sangat menyedihkan, karena banyak kegagalan, yaitu yang barhasil hanya sekitar 60%. Kebetulan teman, pak Kudrat, yang punya fotocopy di jl Sultan Agung, meminta bantuan memperbaiki pertanian jamur di tempatnya.. di Cisarua Lembang.
Penelitian tidak hanya proses, juga keseluruhan system bisnis dari bahan baku sampai penjualajan. Bersama dengan mahasiswa S3 bilologi, dikembangkan suatu proses yang meningkatkan keberhasilan dengan sukses sampai 97%. Dia terharu dan di membantu saya bangun pertanian ditanah saya di daerah Mekar Wangi Lembang. Sekarang sudah ditutup karena tidak bisa bertahan karena biaya bahan baku dan kenaikan BBM dan tengkulak selalu menekan harga. Dan sekarang saya jaDI PENGACARA ( PENGsiunan banyak biCARA) dan juga mendapat pensiunan sebagai guru besar dengan sekitar Rp. 4 juta perbulan . Tapi saya sangat bahagia sekarang, karena memiliki profesi baru menjadi MC dan menyenangkan .
Sekarang banyak yang berminat bidang jamur tiram ini , Pak Kudrat sendiri, Dia Ketua Persatuan Petani Jamur, dia keliling Indonesia untuk memberikan pelatihan jamur dan wiraswasta. Di Cisatrua, lembang masih ada tempat jamur dan sering dimanfaatkan untuk pelatihan. Di hati saya masih berdenyut perkataan dan merasakan …. apakah engkau temukan ditempat belanjamu orang saling berebut untuk membahagiakan sesamanya seperi ini? , karena hampir setiap hari saya belanja sendiri di pasar Simpang Dago.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan RahmatNya kepada kita semua. Amin 3x. Wassalam
AZG
( catatan MC= Momong Cucu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar