Senin, 03 Juli 2017

Merancang Sistem Industri Sirkular

Pokja Sistem Industri Sirkular
dikirim oleh Togar Sim

Sistem industri merupakan segmen ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa dengan melibatkan antara lain kegiatan manufaktur, konstruksi, agrikultur, akuakultur, kehutanan, dan pertambangan. Inti dari industri adalah proses transformasi yang meningkatkan nilai tambah terhadap produk atau barang. Sistem industri tradisional bertumpu pada proses linear yang mengalirkan produk melalui kegiatan ambil, pakai dan buang. Proses linear menganggap bahwa bumi sekadar menjadi tong sampah besar sebagai penempatan (placement) atau pembuangan (disposal) sisa konsumsi atau hasil produk sampingan. Eksploitasi alam yang berlebihan membuat bumi kehilangan kemampuan pembaruan diri dan polusi yang merusak keseimbangan ekosistem. Akibat proses linear adalah eksternalitas yang merusak tatanan sosial ataupun lingkungan hidup.

Proses sirkular atau melingkar adalah paradigma baru yang memasukkan nilai tambah dengan menjaga lingkungan hidup. Sistem industri sirkular adalah peniruan siklus alamiah yang nirlimbah dengan mendesain dirinya untuk terus menerus memanfaatkan hasil utama dan sampingan untuk proses produksi dan konsumsi lebih lanjut.
Sistem industri sirkular yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang bertransaksi yang memperhatikan pelestarian lingkungan disebut ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular membentuk produksi, distribusi, dan konsumsi yang patuh pada kepentingan sosial dan kelestarian lingkungan.

Implementasi sistem industri sikular menggunakan proses ganda, yakni proses bio dan proses produksi. Sistem industri sirkular berupaya untuk mempertahankan nilai  agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan limbah atau sampah (zero waste) melalui cara daur ulang (recycling), penggunaan kembali (reuse), atau produksi ulang (remanufacture).

Teknik Industri perlu memperhatikan sistem industri sirkular ke dalam cara merancang dan memperbaiki operasi perusahaan. Pendekatan sirkular membantu keilmuan Teknik Industri untuk mendorong inovasi di seluruh desain produk, mengembangkan pendekatan produk layanan, merancang proses produksi untuk menginternalisasikan berbagai dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan ke dalam struktur biaya, dan mengembangkan cara-cara baru untuk menguji pemulihan bahan dari produk tak terpakai, seperti barang bekas atau rongsokan.

Sudah banyak perusahaan yang membangun praktek industri melingkar di seluruh rangkaian rantai nilai secara terpadu.

Aplikasi sistem industri sirkular dimulai dengan analisis rantai pasok industri. Tingkat adopsi semakin tinggi bila ada dorongan dari masyarakat yang sukarela dan tanpa campur tangan yang berlebihan dari pemerintah, tersedia inovasi berbiaya rendah, dan adanya dukungan pasar. Sistem industri sirkular bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat dengan biaya yang terjangkau.

Komitmen dari sistem industri sirkular adalah untuk mengurangi dampak pencegahan limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan dan merusak ekosistem dengan mengembangkan model bisnis daur ulang secara inklusif. Efisiensi sumberdaya dan pengelolaan berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama dan pelibatan seluruh pihak untuk menyelesaikan masalah ini sangat penting untuk Indonesia yang lebih hemat, bersih, dan sehat.

Tantangan yang utama adalah bagaimana membuat sistem industri sirkular menjadi norma di Indonesia.

Beberapa program yang dapat dikembangkan dengan berbasis pada sistem industri sirkular antara lain:
(1) Tata Kelola atau Governansi: dukungan dalam mengembangkan peta jalan (roadmap) menyeluruh untuk pengelolaan limbah industri, peningkatan Reuse, Reduce dan Recycle (3R) pada industri, analisis kapasitas daerah, dan pengembangan dan implementasi regulasi untuk mendukung dan memajukan komitmen pemangku kepentingan.

(2) Alih Teknologi: perancangan produk hijau, rantai pasok hijau, teknologi bersih, penilaian lingkungan, analisis daur hidup (life cycle analysis), pengendalian berkelanjutan untuk sampah dan kompos, perencanaan yang menggabungkan manfaat ekonomi dan sosial seperti social return on investment (SROI), dan penilaian solusi dan sistem yang sesuai dengan kebutuhan daerah pedesaan dan perkotaan.

(3) Pengembangan Kapasitas: Peningkatan kemampuan untuk koordinasi dan koherensi kebijakan sistem industri sirkular, dukungan pemetaan dan basis data, pengembangan pemantauan, pelatihan, pendidikan, proyek percontohan untuk program 3R, optimalisasi sumber daya rendah karbon, dan partisipasi masyarakat lokal sebagai bagian dari rantai nilai, baik sebagai pemilik, pemasok, pekerja maupun penjual produksi.

(4) Kolaborasi Bisnis: mempromosikan kerjasama antar organisasi sektor swasta, pemerintah, dan nir-laba untuk menyebarkan inovasi, model bisnis, dan solusi teknologi dalam praktik daur ulang, penanganan limbah, dan tanggung jawab sosial.

(5) Kolaborasi Akademik: mempromosikan kolaborasi antar universitas dalam bidang Teknik Industri untuk pengembangan usaha berbasis ekonomi sirkular dan menyebarluaskan pengetahuan sistem industri sirkular.

Sistem industri sirkular bukanlah sekadar masalah pemanfaatan teknologi yang sudah terbukti untuk menghilangkan beragam limbah industri.

IA TI ITB perlu mendorong pelaku industri untuk mengarah ke ekonomi sirkular.

Pembentukan Pokja Sistem Industri Sirkular (PIS) dapat menjadi momentum yang tepat untuk melakukan perubahan dari industri linear ke industri sirkular yang memberikan manfaat positif.

Terima kasih.

TMS - 3 Juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar